-->

Perumpamaan Penggarap Kebuh Anggur "Markus 12:1-2"

Shalom saudara bagi saudara-saudara terkasih semua, Apakah semua dalam keadaan sehat ? Semoga kasih Tuhan selalu menyehatkan jiwa dan raga kita karena berkat disetiap hari yang diberi oleh Tuhan kepada kita. Didalam artikel ini akan tersaji mengenai renungan dari Markus 12:1-2 dengan judul Perumpamaan Penggarap Kebuh Anggur, nah semoga renungan ini dapat menjadi berkat kita semua, nah silahkan simak renungan dibawah ini.

Perumpamaan Penggarap Kebuh Anggur "Markus 12:1-2". Pada suatu hari, Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua dengan perumpamaan mengenai penggarap kebuh anggur. Renungan HKBP.
Perumpamaan Penggarap Kebuh Anggur "Markus 12:1-2"

Perumpamaan Penggarap Kebuh Anggur "Markus 12:1-2"

Pada suatu hari, Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua dengan perumpamaan mengenai penggarap kebuh anggur. Yesus menceritakan tentang seorang pemilik kebun anggur yang menyewakan kebunnya untuk digarap oleh para penggarap kebun. 

Setelah tiba masa panen, pemilik kebun menyuruh hambanya untuk menerima hasil tuaian tetapi para penggarap justru memukulinya dan menyuruh pulang dengan tangan hampa. Hamba-hamba yan lain diutus untuk melakukan hal yang sama, tetapi hal serupa dilakukan pasa penggarap dan memukuli bahkan membunuh hamba yang diutus. 

Samapi akhirnya anak satu-satunya disuruh menemui pada penggarap, mereka justru membunuh dan melemparnya keluar kebun anggur. Perumpamaan ini mengungkapkan kasih Allah yang Mahakasi, yang dengan berbagai macam cara berusaha menyelamatkan umat manusia tetapi justru menerima penolakan. Para penggarap adalah gambaran dari manusia berdosa dan umat israel yang menolak keselamatan dari Tuhan. 

Para hamba adlaah para nabi yang diutus Allah kepada umat Israel. Pesan mereka diabaikan dan banyak dari mereka yang dianiaya, bahkan ada yang dibunuh. Puncaknya ketika Allah mengutus Putra tunggal-Nya sendiri untuk memberi kabar keselamatan. Namun, Yesus juga ditolak walaupun dengan berbagai macam cara Yesus telah menyatakan kasih Allah yang tiada taranya lewat pengajaran dan berbagai perbuatan-Nya yang ajaib.

Tetapi mereka tetap menolak Yesus Kristus sebab hati mereka telah tertutup dengan kekerasan hati mereka. Pandangan mereka tertuju kepada perkara-perkara duniawi sehingga keselamatan mereka tolak. Yesus datang kepada milik-Nya, pada kebun anggur-Nya, tetapi justru Ia ditolak, dibuang bahkan dibunuh ! Tetapi sebagaimana firman-Nya mengatakan :
"Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunana telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."
Yesus adalah batu penjuru itu, Ia yang ditolak, disiksa dan dibunuh, telah bangkit dari kematian dan mengalahkan kuasa maut. Yesus menjadi dasar keselamatan bagi setiap orang percaya.

Melalui perikop ini kita kembali diteguhkan bahwa kasih setia Allah tetap untuk selama-lamanya. Allah tidak pernah menginginkan kematian orang fasik, melainkan pertobatannya dari kejahatan. Maka kita orang-orang berdosa yang telah diselamatkan Yesus Kristus, terpanggil untuk hidup sebagaimana Kritus telah mengasihi kita. Mari kita juga berbagi kabar keselamatan itu kepada orang-orang yang belum mengenal Dia sehingga nama-Nya akan selalu dimuliakan melalui sikap dan perbuatan kita. "AMIN."


Referensi : Renungan HKBP 24 Maret 2019

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel