-->

Iman Yang Menyelamatkan "Kejadian 22:1-12"

Shalom saudara bagi saudara-saudara terkasih semua, Apakah semua dalam keadaan sehat ? Semoga kasih Tuhan selalu menyehatkan jiwa dan raga kita karena berkat disetiap hari yang diberi oleh Tuhan kepada kita. Didalam artikel ini akan tersaji mengenai renungan dari Kejadian 22:1-12 dengan judul iman yang menyelamatkan, nah semoga renungan ini dapat menjadi berkat kita semua, nah silahkan simak renungan dibawah ini.


Iman Yang Menyelamatkan "Kejadian 22:1-12"

Orang tua mana yang senang untuk kehilangan anaknya ? Tentu tidak ada. Terutama Abraham yang telah menunggu lama kelahiran menunggu lama kelahiran seorang anak. Setelah 25 Tahun masa penantian, Allah menganugerahkan Ishak, yaitu Abraham telah berumur 100 tahun dan Sarah berumur 90 tahun.

Ujian dari Tuhan tidak berhenti disitu. Ini dibuktikan pada saat dia diperintahkan Tuhan mempersembahkan Ishak anak sah satu-satunya. Sebagai seorang bapa tentu Abraham sangat mengasihi anaknya Ishak terlebih dia adalah anak tunggak pewaris sah dari Abraham. Tetapi Abraham lebih mengasihi Tuhan. 

Dalam pikiran Abraham sama sekali tidak ada keraguan terhadap perintah Tuhan itu meskipun resikonya akan kehilangan anak satu-satunya itu. Sebaliknya Abraham dengan penuh ketaatan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan. Semua itu adalah bukti dari pengenalan dan keimanan Abraham kepada Tuhan.

Ketika Abraham akan mempersembahkan anaknya di atas gunung Moria. Sesaat Abraham mulai mengayuhkan pisaunya ke leher Ishak, tiba-tiba terdengar suara hewan yaiut seeko domba jantan yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Ternyata itulah buah ketaatan Abraham. Tuhan melihat kesetiaan dan iman Abraham kepada-Nya sehingga Tuhan sendiri menyediakan pengganti Ishak. 

Kemudian Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Pengenalan Abraham terhadap Allah membuatnya menamakan tempat itu sebagai Yehowa Yireh (Allah menyediakan). Allah menyediakan domba jantan bagi Abraham untuk menyelamatkan Ishak. Allah juga menyediakan Anak Domba bagi kita yaiut Yesus sebagai pengganti kita agar kita selamat.

Sebagaiman Abraham, Tuhan juga memberikan ujian iman kepada semua orang beriman. Lalu bagaimana iman kita jikalau Tuhan menguji kita ? Abraham menjadi teladan orang beriman, berangkat dari pengenalan-Nya kepada Tuhan sehingga dia mengimani Tuhan dengan sungguh. 

Kelahiran Ishak menjadi bukti bahwa di hadapan Tuhan tidak ada yang mustahil. Sebab itu Abraham tidak meragukan sedikitpun ketika Tuhan menguji dia kembali untuk mempersembahkan Ishak. Imannya yang teguh terhadap Tuhan melahirkan kesetiaan penuh terhadap kehendak-Nya. Pengenalan yang benar akan Allah akan membawa kita kepada sikap yang mengasihi dan mentaati kehendak Allah apapun konsekuensi yang dihadapi. Amin.


Referensi : Renungan HKBP 16 Juni 2019

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel