-->

Hidup Dengan Berlaku Adil, Setia Dan Rendah Hati Di Hadapan ALLAH "Mikha 6:1-8"

Shalom sobat sekalian, kali ini beta gabe horas akan menuliskan renungan yang berjudul Hidup Dengan Berlaku Adil, Setia Dan Rendah Hati Di Hadapan ALLAH "Mikha 6:1-8". Di dalam renungan ini akan memberikan kita begitu banyak artinya untuk hidup berlaku adil, setia, dan rendah hati di hadapan Allah. Untuk lebih mengetahui isi dari artikel ini, silahkan simak dengan sebagai yang telah tersaji di bawah ini.

Hidup Dengan Berlaku Adil, Setia Dan Rendah Hati Di Hadapan ALLAH "Mikha 6:1-8"
Hidup Dengan Berlaku Adil, Setia Dan Rendah Hati Di Hadapan ALLAH "Mikha 6:1-8"

Hidup Dengan Berlaku Adil, Setia Dan Rendah Hati Di Hadapan ALLAH "Mikha 6:1-8"

Mikha hidup sekitar abad ke-8 SM yaiut zaman raja Uzia, Yotam, Ahaz dan Hizkia. Mikha berasal dari sebuah desa di Yehuda, di kerajaan selatan yaitu dari daerah Moresyet. Allah mengutus Mikha di tengah umat-Nya untuk memperingatkan bangsa itu akan segala dosa Yehuda. Pada masa itu terjadi pergolakan politis dan kerusuhan sosial.

Kekacauan di dalam sistem sosial, dimana pedagang/pengusaha menguasai petani, hal ini semakin diperparah dengan dukungan raja terhadap kaum pedagang/pengusaha, sehingga terjadi ketimpanga ekonomi. Di sisi lain, dalam bidang agama, para penyembah, imam dan rakyat Yehuda menipu Allah dengan kepalsuan dalam peribadatan mereka.

Kesalahan terbesar umat pilhan Allah adalah sering melupakan Tuhan ketika mereka telah beroleh kemakmuran. Untuk itu nabi Mikha menegur dan mengingatkan mereka akan apa yang Tuhan inginkan untuk mereka lakukan, yaitu hidup dalam penyembahan yang benar kepada Tuhan dan hidup damai serta mengasihi sesamanya seperti mengasihi dirinya sendiri.

Sehingga ibadah mereka tidak hanya ibadah rutinitas atau hanya kebiasaaan semata, namun merupakan wujud nyata iman mereka. Ibadah memang sangat penting, namun yang paling penting adalah kita harus mengerti dari esensi ibadah itu sendiri. Kita harus tahu apa yang akan kita capau dalam ibadah itu, yaiut berkenan kepada Allah (Mikha 6:8). Ibadah tidak dibatasi oleh persembahan yang banyak dan melimpah.

Namun ibadah adalah mempersembahkan segenap hati, pikiran, tubuh dan waktu untuk memuji Tuhan dengan kesungguhan. Persoalan yang dihadapi Mikha adalah sulitnya menemukan keadilan di tengah-tengah umat Tuhan. Pemerintah bahkan tokoh agama bukannya berusaha menegakkan keadilan demi kebahagiaan rakyatnya, mereka malah menginjak-injak keadilan itu demi kepentingan mereka sendiri yang membuat mereka menjadi orang-orang tamak dan serakah.

Untuk itu kita sebagai orang yang sudah ditebus dengan darah yang mahal harus mampu menegakkan keadilan dan kebenaran. Kesetiaan adalah berpegang teguh pada janji dan pendirian, patuh dan taat bagaimanapun berat tugas yang harus dijalankannya. Dalam perjanjian baru, kata "setia" memiliki tiga makna yang berbeda, yaiut dapat dipercaya, taat menjalankan perintah dan orang yang percaya, (Ams. 19:22).

Yang setia kepada Allah akan mendapat tempat dalam kebahagiaan tuannya (Mat. 25:23). Pandangan Kristen tentang kerendah hatian sangat jelas. Yang menjadi dasar sikap rendah hati dalam pandangan Kristen adalah diri Kristus sendiri mulai dari kerendahan dalam kelahiran-Nya dan akhirnya kerendahan dalam pengorbanan-Nya di Kayu Salib. Ketiganya tentu merupakan buah dari kasih. Kerendahan hati, cinta keadilan, hidup setia kepada Tuhan haruslah menjadi karakter setiap orang yang percaya kepada Yesus."Amin."

Referensi : Renungan HKBP 2 Februari 2020

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel