-->

Ibadah Yang Sejati " Roma 12 : 1-3 "

Shalom saudara bagi saudara-saudara terkasih semua, Apakah semua dalam keadaan sehat ? Semoga kasih Tuhan selalu menyehatkan jiwa dan raga kita karena berkat disetiap hari yang diberi oleh Tuhan kepada kita. Didalam artikel ini akan tersaji mengenai renungan dari Roma 12 : 1-3 dengan judul ibadah yang sejati, nah semoga renungan ini dapat menjadi berkat kita semua, nah silahkan simak renungan dibawah ini.


Ibadah Yang Sejati 


Apakah itu ibadah yang sejati ? Apakah ibadah yang sejati diukur oleh megahnya sebuah gedung peribadahan ? Atau diukur oleh kerajinan seseorang menghadiri sebuah ibadah ? Atau diukur oleh besarnya persembahan seseorang kepada Tuhan ? Apakah hal-hal tersebut bisa menjadi ukuran sebuah ibadah yang sejati ?

Rasul Paulus menulisa surat ini untuk jemaat yang ada di kota Roma, dimana saat itu terjadi pergeseran pemahaman mengenai ibadah dan persembahasn kepada Tuhan. Terjadi kesombongan iman dan ketidakpedulian terhadap sesama. 

Hal itu terlihat dari tingginya sifat egoisme kelompok yang tidak mau hidup saling menolong dan mengasihi sesama. Peribadahan telah dijadikan sebatas seremoni dan rutinitas. Menjawab situasi tersebut Paulus berkata : "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah : itu adalah ibadahmu yang sejati."

Ayat ini meluruskan pemahaman bahwa sejatinya ibadah tidak terbatas pada gedung peribadahan di hari Minggu, persembahan bukan hanya soal besaran pemberian materi. Ibadah yang sejati tidak dibatasi ruang dan waktu, ibadah yang sejati adalah totalitas kehidupan manusia yang memberikan hati, pikiram, perkataan dan perbuatannya untuk dituntun kuasa Roh Kudus dan menjauhkan diri dari dosa, itulah yang diinginkan oleh Tuhan.

Penebusan Tuhan Yesus memberi kita pengampunan dosa dan kehidupan yang baru. Sebab itu ibadah yang sejati tidak bisa dilepaskan dari sikap dan perilaku keseharian orang beriman. Hari Minggu sebagai pusat ibadah bertugas untuk mengutus kita hadir ditengah dunia menjadu garam dan terang dunia, menjadi perpanjangan tangan Tuhan. 

Untuk melakukan tugas panggilan kita di tengah dunia, Tuhan melengkapi kita dengan beragam karunia untuk dipakai dan dioptimalkan, bukan untuk kepentingan diri atau kelompok, melainkan sebagai alat untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. 

Sebagai umat pilihan-Nya Allah menginginkan kita bersatu hati dan hidup didalam kasih, supaya kehadiran gereja dapat menjadi tanda bahwa kerajaan Allah hadir di dunia, dimana gereja hadir untuk membawa kebenaran, kasih dan perdamaian bagi dunia. 

Sehingga ketika kita melakukan tugas panggilan kita didunia, melalui perkataan dan perbuatan yang memuliakan Tuhan, itulah ibadah yang sejati yang berkenan bagi Tuhan. Amin.


Referensi : Renungan HKBP 21 Oktober 2018

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel